Proses Komunikasi dalam VPA
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam setiap tahapan proses Kesepakatan Kemitraan Sukarela (VPA). Alat komunikasi dapat membantu pemerintah untuk membuat struktur aktivitas penjangkauan masyarakat dan membagi hasilnya. Komunikasi dapat memperkuat kembali, tetapi tidak dapat menggantikan, proses partipatif yang transparan. Tujuan dari proses komunikasi dalam VPA adalah:
- Untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan dalam proses VPA
- Untuk memfasilitasi pembangunan konsensus dalam negosiasi
- Untuk memenuhi komitmen transparansi yang dijelaskan dalam VPA
- Untuk memfasilitasi implementasi dari VPA
- Untuk meningkatkan profil VPA dan kayu lisensi FLEGT (seperti yang diterangkan dalam pasal di dalam setiap VPA yang telah ditanda tangani sampai saat ini).
Tahap pra perundingan
Di dalam tahap pra perundingan, pemerintah dan stakeholder lainnya mengambil kegiatan yang dapat menumbuhkan ketertarikan dan keterlibatan dengan mengangkat pembicaraan mengenai nilai tambah memasuki negosiasi VPA. Aktifitas tersebut termasuk didalamnya adalah pertemuan publik, hearing di parlemen, studi tour, penjangkauan media, pertemuan stakeholder yang dituju dan mekanisme partisipatoris yang dapat membuat stakeholder terlibat dalam proses VPA.
Tahap Negosiasi
Begitu negosiasi VPA dimulai, aktivitas komunikasi berubah. Stakeholder membutuhkan sarana komunikasi yang efektif di antara dan di dalam kelompok mereka. Penting bagi perwakilan stakeholder yang duduk di dalam struktur negosiasi untuk membagi informasi dengan konstituen mereka. Perwakilan stakeholder juga harus memberikan masukan dan informasi dari konstituen mereka ke dalam negosiasi nasional dan bilateral. Sebagai tambahan, pengalaman menunjukkan bahwa ketika konsultasi berbentuk dialog interaktif di antara stakeholder, konsensus dapat dicapai dengan lebih cepat dan lancar.
Dalam tahap negosiasi, sebagai tambahan pada dialog nasional yang sedang berlangsung, pemerintah telah menggunakan berbagai macam alat untuk berbagi informasi mengenai proses negosiasi kepada publik. Hal ini termasuk:
- Mempublikasi briefing kebijakan mengenai apa yang di negosiasi pemerintah
- Membuat website
- Mempublikasi ‘aide memoires` atau ringkasan sesi negosiasi
- Mengadakan briefing untuk stakeholder dan konferensi pers untuk menginformasi media.
- Mengorganisir program TV dan radio untuk menigkatkan kesadaran dan membicarakan persoalan
Tahap implementasi
Tahap implementasi termasuk aktivitas komunikasi yang telah dijabarkan di dalam naskah dan lampiran VPA, seperti:
- • Mempublikasikan catatan mengenai diskusi komite implementasi bersama dan laporan tahunan komite
- • Laporan publik dari auditor independen
- • Mekanisme untuk menginformasi stakeholder mengenai kemajuan implementasi VPA
- • Memproduksi petunjuk yang ditargetkan untuk membantu stakeholder mematuhi sistem jaminan legalitas kayu
- • Menciptakan website untuk memberikan akses publik terhadap informasi tambahan seperti yang tertera pada lampiran VPA mengenai informasi publik
- • Pameran perdagangan, aktivitas kerja media dan marketing untuk mempromosikan perdagangan kayu berlisensi FLEGT ke Uni Eropa
- • Penyiaran televisi dan radio untuk meningkatkan kepedulian
- • Mengkomunikasikan secara internasional mengenai usaha negara untuk meningkatkan tata kelola hutan.
Strategi komunikasi
Beberapa negara telah membangun strategi atau rencana komunikasi.
Republik Kongo memasukkan rencana seperti yang tercantum dalam lampiran VPA mengenai tindakan yang menyertai. Rencana tersebut mengidentifikasikan target audiens, metode komunikasi dan pesan-pesannya. Komunikasi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai VPA, manfaatnya dan memperkuat kerjasama stakeholder dalam mengimplementasi perjanjian.
Di bawah VPA UE-Indonesia, kedua pihak sepakat mengenai strategi komunikasi bersama untuk komite pelaksanaan bersama, yang secara khusus menjadi penting karena Indonesia sedang mendekati lisensi FLEGT.